
Di Program Literasi Digital ini, pengunjung dapat menikmati petualangan membaca karya-karya para siswa dan guru kami. Berbentuk blog atau buku, Anda bebas memilihnya semaumu. Di sini, kami juga kerap membagikan kegiatan-kegiatan literasi yang akan dan telah kami selenggarakan. Baik internal, lokal, maupun nasional, senantiasa kami bagikan.
Program Literasi Digital literasi ini dikembangkan dalam rangka pembangunan budaya literasi di sekolah kami. Dengan Program Literasi Digital ini, kami berharap mampu mendorong warga sekolah untuk lebih termotivasi dalam membaca dan berkarya. Ini akan menjadi bekal penting bagi peningkatan mutu pendidikan dan kualitas generasi pembawa perubahan di masa depan.
Program Literasi Digital ini tercipta, berkat kerja sama antara Sekolah dan Nyalanesia. Melalui program Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB Nasional) yang diselenggarakan Nyalanesia, kami juga berhasil mendapatkan penghargaan Sekolah Aktif Literasi Nasional.
Selamat bertualang, dan salam #NyalakanMasadepan!
“Mewujudkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan kreatif, melalui program GELIAT.”
Tahun | Fokus Utama | Target Literasi | Indikator Keberhasilan |
|---|---|---|---|
Tahun 1 | Pembiasaan | – Membaca 15 menit sebelum belajar.- Pojok baca di setiap kelas.- Terbentuk Tim Literasi & Duta Literasi. | – 70% siswa rutin membaca.- Semua kelas punya pojok baca.- Tim literasi berjalan aktif. |
Tahun 2 | Penguatan | – Siswa mulai menulis karya sederhana (cerpen, puisi, jurnal).- 50% guru integrasikan literasi dalam RPP.- Perpustakaan mulai aktif. | – Tersusun antologi mini karya siswa.- Setengah guru melaporkan integrasi literasi.- Perpustakaan digunakan rutin oleh siswa. |
Tahun 3 | Pengembangan | – 85% siswa membaca dengan pemahaman.- 60% siswa menghasilkan karya kreatif (esai, komik, poster, digital).- Literasi diintegrasikan ke semua mata pelajaran. | – Hasil asesmen literasi meningkat signifikan.- Mading/majalah sekolah terbit rutin.- RPP seluruh guru memuat strategi literasi. |
Tahun 4 | Kemandirian | – Literasi menjadi budaya belajar.- Orang tua & komunitas aktif mendukung.- Perpustakaan berkembang sebagai pusat literasi digital & cetak. | – 85% siswa punya kebiasaan membaca di rumah.- Kegiatan literasi melibatkan mitra luar sekolah.- Koleksi digital dan cetak bertambah signifikan. |
Tahun 5 | Keteladanan | – Literasi menjadi kultur sekolah.- Terbit antologi karya siswa & guru.- Sekolah menjadi rujukan praktik baik literasi. | – 100% siswa literat sesuai level.- Buku antologi dan dokumentasi program diterbitkan.- Sekolah mendapat pengakuan sebagai sekolah literat model. |

Di lorong hari yang penuh riuh dan luka,

Di rumah kecil penuh tawa,
Kasih tumbuh tanpa
